Bagi perusahaan memahami dengan baik tentang akuntansi pajak persediaan merupakan suatu hal yang penting. Pasalnya, persediaan tersebut merupakan salah satu elemen penting yang terdapat pada operasional perusahaan.
Selain itu, persediaan juga menjadi elemen aktiva lancar paling besar dari suatu perusahaan atau dagang yang umum dikenai pajak. Untuk itu, perhitungan pajak persediaan ini harus disertakan di laporan keuangan.
Supaya dapat membuat laporan pajak persediaan dengan baik, tentu Anda perlu mengenal lebih dalam lagi tentang pajak tersebut. Nah, berikut ini adalah penjelasan tentang laporan pajak persediaan tersebut.
Tentang Akuntansi Pajak Persediaan
Melihat dalam praktik akuntansi komersial dan akuntansi pajak, prinsip yang digunakan dalam pencatatannya kurang lebih sama. Sementara pada akuntansi persediaan ini, metode yang digunakan adalah pencatatan perpetual atau pencatatan fiskal sesuai Undang-Undang PPh, Pasal 10 ayat 6.
Menurut undang-undang tersebut, persediaan dapat dinilai berdasarkan harga perolehan. Oleh karena itu, apabila wajib pajak menilai berdasarkan metode selain harga perolehan, maka diperlukan langka penyesuaian.
Hal itu dilakukan karena memang penetapan besaran nilai dari persediaan tersebut penting sekali. Penetapan tersebut bahkan dapat memengaruhi terhadap harga pokok produksi (HPP) sebuah perusahaan.
Secara umum, persediaan barang adalah barang-barang yang disimpan guna dijual untuk proses bisnis perusahaan. Perusahaan mempunyai alasan menyimpan stok barang tersebut karena perputaran dari persediaan cukup tinggi.
Nah, persediaan tersebut di dalam akuntansi dalam negeri telah dikelola dan diatur di PSAK 5. Pada peraturan tersebut dinyatakan bahwa suatu aset dianggap sebagai persediaan dalam situasi seperti berikut.
- Persediaan barang atau perlengkapan yang bisa dipakai untuk kegiatan terkait operasional pemerintah
- Persediaan barang atau bahan yang dipergunakan dalam kegiatan produksi
- Persediaan barang yang digunakan proses produksi, akan tetapi untuk diserahkan atau dijual ke masyarakat
- Persediaan barang yang merupakan barang pelengkap atau barang jual dari kegiatan pemerintah untuk keperluan masyarakat.
Apabila aset suatu perusahaan memenuhi dari penjelasan situasi seperti di atas, maka aset tersebut akan dikelompokkan sebagai persediaan. Melihat pentingnya hal tersebut, tentu perusahaan harus benar-benar memahami tentang akuntansi pajak persediaan.
Hubungan Akuntansi dengan Persediaan Barang
Setelah mengikuti pembahasan sebelumnya, mungkin sebagian dari Anda masih bertanya-tanya tentang hubungan akuntansi dengan persediaan barang. Selain itu, kapan waktu yang tepat untuk melepas persediaan juga menjadi pertanyaan besar.
Menurut teori yang ada, tentunya semua hal tersebut mempunyai keterkaitan atau hubungan. Bahkan, bisa dilihat bahwa semua bisnis yang ada di dunia dioperasikan dengan akuntansi accrual.
Lantas, bagaimana bisa hal tersebut terjadi? Berdasarkan teori konsep akuntansi Accrual ini, semua pengeluaran dan pendapatan harus dilakukan pencatatan dengan terperinci saat hal tersebut terjadi.
Akuntansi mempunyai fungsi untuk melakukan pencocokan antara pendapatan dengan biaya pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan. Artinya, pada semua kasus persediaan (Keluar masuk barang), pasti akan memberikan pengaruh ke pajak dan laba.
Nah, hal tersebutlah yang kemudian dapat menjadi faktor penting pada suatu perusahaan. Dengan memahami dan mempelajari akuntansi persediaan tersebut, perusahaan dapat memutuskan kebijakan terbaik sesuai kondisi.
Secara tidak langsung, akuntansi pajak persediaan tersebut akan melatih kepekaan pengusaha untuk mengambil keputusan atau kebijakan. Jadi, kurang lebih seperti itulah hubungan yang terjadi antara akuntansi dengan persediaan barang.
Demikianlah tadi penjelasan dasar tentang akuntansi pajak persediaan perusahaan yang perlu Anda diketahui. Dapatkan berbagai penjelasan akuntansi menarik lain seperti di atas dengan mengunjungi situs GuruAkuntansi.co.id.
